Rabu, 09 Februari 2011

Your Guardian Angel (eps 2)

"Ibu Dien....!", suara seseorang dari arah Tata Usaha membuyarkan lamunan Dien seketika dan membuatnya menoleh. "Iya...", jawab Dien kemudian sambil berdiri. "Silahkan masuk! ditunggu Bu Shindy di ruang kepala sekolah...", jawab seorang pegawai tata usaha tersebut kembali. "O..baik! terima kasih!", jawab Dien. Dan kini ia segera memasuki ruangan kepala sekolah, Bu Shandy, seseorang yang telah dinantinya sejak lama. Saat melangkah memasuki ruangan tampak seseorang yang tengah berdiri dengan senyumnya yang ramah dan membuatnya semakin terlihat cantik. "silahkan duduk, Bu Shandy sedang ada urusan...maka beliau meminta saya untuk berbincang dengan Bu...", katanya terhenti. "...Dien", jawab Dien segera menyahut. Beliau menjabat tangan Dien dan duduk. "saya Laras..", katanya dengan kembali merekahkan senyumnya. Dien dan seseorang yang baru saja dikenalnya sebagai bu laras itu duduk di sebuah deret kursi tamu. Dan di dalam ruangan yang sama ini terdapat pula meja kerja beserta kursi kepala sekolah. Dan di sebelahnya terdapat meja-kursi kerja lagi yang lebih kecil dan cukup penuh dengan komputer dan beberapa dokumen.

-bersambung-

Rabu, 22 Desember 2010

Your Guardian Angel

Seorang mahasiswi muda bernama Dien.. datang dengan ragu-ragu menyusuri sekolah yang baru, sekaligus sangat asing baginya. sangat lengang.. tidak ada aktivitas seseorang pun.. Ia baru saja bertanya pada satpam sekolah yang ditemuinya di gerbang sekolah tadi dimana letak ruangan seseorang yang akan ditemuinya hari ini. sekalipun sangat mudah menemukan ruangan itu berdasarkan petunjuk yang didengarnya, tapi langkahnya sangat berat untuk melangkah. Antara takut, gugup, dan banyak hal yang berkecamuk dalam hati dan pikirannya. Ia mencoba berjalan saja.. hingga di ujung lorong ia menemukan sebuah ruangan dengan hiruk pikuk beberapa orang dari dalam keluar.. keluar-masuk. Ia lalu memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan itu. "Permisi, bisa saya menemui Bu Shandy hari ini?", katanya memberanikan diri. "Maaf, anda siapa dan ada perlu apa?", kata salah seorang wanita yang tertegun menatap tajam ke arahnya karena ada orang asing yang secara tiba-tiba menanyakan dimana atasannya berada. "Saya mahasiswi universitas Airlangga dan saya telah berjanji menemuinya siang ini", kata Dien kembali. "O..oke.. baik! tunggu sebentar", kata wanita itu. Ia melangkah dengan ragu namun segera mundur dan mencoba menghubungi atasannya via telepon dengan segera.

"Bu, ada mahasiswi menunggu Ibu disini...? namanya....", ia menatap ke arah mahasiswi itu mencoba bertanya. "..Dien", sahut Dien dengan segera. "Namanya... Dien. ..Iya...o...oke-oke!", lalu wanita itu menutup teleponnya. "Bu Shandy mengatakan bahwa beliau sedang meeting dengan seseorang saat ini, namun ia berpesan agar Bu Dien menunggu sebentar karena beliau akan segera kembali dalam 15 menit. Bagaimana Bu?", tanya wanita itu dengan lembut dan mantab. "Oh..baik. Akan saya tunggu di luar. Terima kasih", kata Dien sambil permisi untuk melangkah keluar. Dan beliau tersenyum bijak.

Dien kembali menutup pintu yang baru saja dibukanya. Ia melihat beberapa orang tua datang dengan anak-anak mereka dan masuk ke ruangan yang baru saja ditinggalkannya. Ia menatapi mereka dengan berjalan lambat menuju tempat duduk antar lorong yang tidak jauh dari ruangan tadi. Hufffh...desah nafas panjang Dien. Ia mulai duduk dan berpikir tentang banyak hal... tentang bagaimana sidang skripsinya besok..apa ia bisa menjawab semua pertanyaan nantinya.. lalu kenapa ia ada disini saat ini.. bukankah seharusnya ia belajar di kos dan duduk di antara banyak buku yang terbuka di sekelilingnya saat ini.. kenapa sidang besok seperti ulangan harian saja rasanya..yang bisa ia hadapi sambil lalu..hingga ia bisa datang sekarang untuk duduk menunggu interview.. apa ia berhasil di interview hari ini..
Ia mulai mengingat bagaimana orang tuanya telah menyimpan harapan besar saat ia memberitahukan pada mereka bahwa ia akan melakukan interview yang sama di tempat yang berbeda beberapa waktu lalu...dan setelah gagal total, ia tidak tahu harus menjelaskan apa pada keluarganya. karena ia sendiri pun masih bingung tentang apa yang membuatnya gagal di interview saat itu. Kenapa ia justru disodori pertanyaan yang tidak pernah ia pikir sebelumnya. Apa itu evolusi? apa evolusi itu sejalan dengan kitab suci? Mana yang lebih dulu ada, Adam atau manusia purba?
"Apa aku akan ditanya seperti itu juga hari ini?", gumamnya dalam hati. Huffh...nafas panjangnya kembali mendesah...

Ia mulai memutar pandangannya memutar. Memandang sekeliling. Di hadapannya nampak sebuah lapangan basket yang terhampar di tengah lingkupan gedung-gedung bertingkat yang saling berputar bersambungan. Dan di dalam gedung-gedung sebelah kiri tampak ada beberapa kursi dengan satu whiteboard di masing-masing ruangannya. Itu pasti ruang-ruang kelas. Di bagian luarnya ada tembik-tembok bercap telapak tangan manusia dengan beberap komitmen mereka untuk cinta lingkungan, sesama, dan Tuhan...
Lalu di bagian tengah, gedung yang ini tampak lebih lengang..tanpa banyak barang. Sepertinya memang dibiarkan demikian... dengan meja-meja yang lebih panjang. Lalu tampak tangga-tangga berpilin ke arah atas. Sedang gedung di sebelah kiri..terlihat seperti ruangan orang-orang penting. Deret ruang kesiswaan(Tata Usaha) yang baru saja dihampirinya tadi, ruang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan seterusnya yang berjajar namun tak terlihat ruangan apa dari mata Dien. Di atasnya seperti ruangan yang sangat besar bercat putih dengan teras sempit di sampingnya...Entah ruangan apa itu.
"Apa sekolah ini yang kelak akan jadi bagian hidupku? atau aku hanya akan pulang dengan sia-sia seperti sekolah sebelumnya?", gumam Dien kembali dalam hati.

-bersambung-

Selasa, 02 November 2010

Biarkan saja...

mereka mungkin melihat
bahwa aku sangat-sangat lamban saat ini...
belum mampu mewujudkan apa yang kutuju...
hingga aku sendiri gak berani mengatakan apapun


tidak apa-apa


tidak ada sesuatu yang kulakukan...
tidak tampak ada satu atau dua gerakan berarti untuk mengejar mimpi itu...
hingga mereka yang mencibir semakin menjadi..
dimana.. dan kapan..

seekor kutu jangan pernah berharap menggapai langit...!!
kata mereka..


tidak apa-apa
itu hanya karena mereka tidak tahu apa-apa


bukankah semuanya kulakukan bukan untuk meninggikan diriku
bukankah semuanya kulakukan atas dasar hati
juga tujuan yang benar...
dan bukankah semuanya kulakukan tanpa kecurangan
tanpa melukai orang lain
tanpa menggembar-gemborkan apa yang telah kuraih..

jika seekor kutu tahu sampai dimana kemampuannya untuk melompat..
dan ia ingin melompat..sejauh yang ia bisa..
kenapa yang lain harus menganggapnya tak tahu diri..
dan mengingatkannya akan tempat tinggalnya yang jijik..

jika mimpi si buruk rupa itu datang...
dan ia tahu bagaimana harus mengejar mimpi itu..
juga mau melakukan yang terbaik yang ia bisa untuk meraihnya..
kenapa yang lain harus mengingatkannya akan wajahnya yang buruk..


Teman, itu sama sekali bukan membuat si kutu atau si buruk rupa tahu diri...
ketika mereka bermimpi.. itu bukan berarti mereka tidak tahu diri..

tidak tahukah kamu bahwa mereka jauh lebih tahu tentang diri mereka sendiri
dari pada dirimu...
jangan pernah takut bahwa mereka akan lupa diri..
karena terlalu banyak orang yang telah mengingatkannya tentang siapa mereka
tanpa kamu atau mereka mengatakannya..

biarkan saja si kutu melompat sejauh mimpinya melaju..
biarkan saja si buruk rupa mengejar mimpinya sejauh mimpinya pergi..
asal mereka tahu melakukan apa yang benar..
tanpa membenarkan segala sesuatu untuk mencapai apa yang dilihatnya..

biarkan saja... dan itu akan jauh lebih berarti...

Senin, 07 Juni 2010

Tahu nggak? Corat-coret iseng kamu ternyata punya makna, lo!

Pernah merasa bosan sewaktu kuliah, rapat, seminar, atau yang lain?? Lalu sewaktu bosan, apa yang kamu lakukan? Corat-coret kertas bukan?
Tapi, apa kamu tahu kalau lewat corat-coret isengmu, orang lain juga bisa tahu apa yang kamu pikirkan dan bagaimana kepribadianmu?

. Pictures, Images and Photos

Beberapa jenis coretan di bawah ini punya makna yang didasarkan pada analisis para psikolog :
Gambar di bagian kiri kertas : sikap hati-hati dan fokus masa lalu
Gambar di bagian kanan kertas : mudah bergaul dan fokus masa depan
Gambar di bagian tengah kertas : membutuhkan perhatian
Perahu, pesawat, mobil : ingin pergi berlibur
Panah ke atas : ambisi
Panah mendatar : mudah memahami
Panah ke segala arah : mempunyai pikiran terbuka
Lingkaran dan Tanda Silang
(Catur Jawa) : jika kamu melakukan catur jawa dengan dirimu sendiri berarti kamu memiliki kepribadian kompetitif
Bintang : cenderung idealis
Bintang Bersudut Lima : ambisi
Bintang Bersudut Enam : mampu berkonsentrasi
Kotak dan Segitiga : cara berpikr yang teratur dan jelas
Wajah-Wajah Cantik : luwes dan mudah bergaul
Hati : sentimentil
Tidak ada coretan : akurat, langsung, tanpa basa-basi

Kupikir

icon Pictures, Images and Photos

Dulu... ketika banyak teman membicarakan kita...
Aku tidak pernah peduli... .
kupikir.. karena mereka memang suka bercanda
dan aku ...juga kamu.. memang sedang tidak beruntung karena jadi objeknya saat itu..

Dulu...ketika aku, kamu, dan seorang teman kita sedang membicarakan seseorang yang kamu suka..
Aku.. satu-satunya orang yang tidak pernah kamu biarkan mengerti dengan jelas
Kupikir.. itu karena kamu berpikir, aku satu-satunya orang yang memang tidak mengenalnya, jadi akan percuma meski dijelaskan panjang-lebar..

Dulu... ketika aku sedang duduk di antara kalian di tempat makan
Dan kulihat orang-orang lain di dekat kita sedang membicarakanmu yang tengah menyukai seseorang yang mereka tunjuk.. dan mereka mengarah padaku... aku diam
Kupikir... lebih tepat jika kusebut mereka aneh.. karena itu tidak mungkin terjadi

Dulu.. ketika aku mencoba tidur di suatu malam..tapi ternyata justru
terbersit kamu yang tengah gelisah menelepon sahabatku untuk meminta pendapatnya..sehingga menurut firasatku saat itu .. kamu akan melakukannya besok..
kupikir.. semua itu cuma karena hayalan pikiranku... yang mungkin sedang ada gangguan saat itu hingga aku berpikir tentang hal yang tidak kupercayai

Keesokan harinya, ternyata kamu memang mengungkapkan perasaanmu..yang ternyata memang untukku...
Dan yang kemudian berakhir tanpa respon apapun dariku...
Kupikir...itu karena apa yang kudengar tadi memang tidak mungkin
Dan jika memang benar, setidaknya mungkin kamu akan mengejarku atau menegaskan pernyataanmu lagi...nanti sewaktu aku kembali...

Tapi ternyata tidak...

Dulu... suatu hari di kelas.. ketika aku sibuk mencatat pelajaran...
Tiba-tiba pikiranku beralih tentangmu...tentang suatu pertanyaan... apakah aku benar-benar tahu sebenarnya bahwa kamu menyimpan perasaan itu...untukku..
kujawab ya..
Seketika itu juga mataku berkedip beberapa kali dan aku terkesiap ketika kemudian aku menoleh ke arahmu yang sepertinya telah berdiri di dekatku dan mengamatiku sejak lama...lalu berkata sambil tersenyum, “ya..dia sudah tahu”.

Kupikir.. kenapa semua ini bisa terjadi? Seolah kamu menanyakan secara langsung apa yang terbersit di pikiranku...

Masih ingat? Ketika suatu hari kita semua mengadakan acara ibadah di suatu tempat dan ternyata di malam hari kamu harus mengalami peperangan roh...
Sebenarnya sebelum malam itu tiba, aku melihat semua itu terjadi..
Dan ketika malam itu tiba.. itu adalah malam dimana aku benar-benar ingin menghubungimu... dan aku melihat sekilas roh dari arah gedungmu..lewat begitu cepat di depan ruangan kami...
Saat pagi-pagi kamu begitu bersemangat menceritakan apa yang kamu alami dan banyak teman-teman yang kemudian tertarik mendengar ceritamu lebih lengkap.. dan mulai mengungkapkan bahwa mereka juga berpikir ini-itu yang sama denganmu... aku mulai mundur ke belakang..menjaga jarak dari kalian..

Sejenak aku tertegun... karena apa yang kamu alami adalah apa yang tadinya cuma kupikir..adalah sesuatu yang tergambar begitu saja di pikiranku..tanpa aku tahu maksudnya dan tak pernah kupikir akan terjadi...

Aku diam...
Kupikir... itu karena mungkin kamu atau siapapun pasti akan menganggapku hanya mengada-ada jika aku meceritakan apa yang kupikirkan.. yang bahkan aku sendiri tidak pernah dapat mempercayainya...

Sesaat sebelum perpisahan sekolah...kamu berandai-andai bagaimana si A, si B, dan pada akhirnya bagaimana aku ... 3 tahun lagi..
Kupikir.. 3 tahun lagi...aku tidak akan berubah tapi.. jika perasaanmu benar.. apa tetap akan seperti ini... untukku...

Ketika telah sekian lama tidak ada cerita tentangmu...
Kamu kembali muncul.. dan mengungkapkan tersirat..bagaimana perasaanmu...
Tapi tidak pernah secara jelas...dan tidak pernah kamu yakinkan apa yang kamu rasakan...
Lalu kamu kembali menghilang...

Kupikir.. aku sudah tidak bisa berpikir lagi...mungkin kamu memang orang yang tulus tapi tidak punya keberanian..tapi suatu saat kuharap kamu menjawab apa yang kuragukan

Ketika pada akhirnya...kamu mulai datang kembali dan menjawab apa-apa yang kuragukan..
aku memutuskan untuk menanyakan kepadamu...
kupikir.. semuanya akan jelas..setidaknya bagiku... apapun itu...

dan ternyata... aku memang tidak beruntung...
aku terlambat... kamu telah pergi bersama dengan rencanamu yang sangat matang untuk menjalani masa depan di kota lain.. dan bersama dengan seseorang..

jujur, saat itu aku benar-benar terdiam ..
merasa seperti sesuatu yang keras menghantam telingaku...hingga aku harus cepat-cepat menyuruhmu menutup telepon...
supaya kerianganku yang hanya sedikit tersisa saat itu benar-benar cukup hingga kamu menutup telepon...
karena kupikir...mungkin saat itu adalah saat terakhir aku berbicara denganmu...

karena sama seperti aku yang sangat tidak mau ada orang lain yang mengalihkanmu dariku.. demikian juga aku akan menghilang dengan segala keberadaanku...
supaya aku sama seperti memang aku yang bukan siapa-siapa..
mungkin sampai kapanpun, aku cuma akan bisa menebak-nebak apa yang kamu rasakan dulu kepadaku...

tapi kupikir...dan kuharap...apa yang kurasakan dulu memang salah dan tidak pernah ada ...

karena kupikir... jika aku boleh memilih, mungkin akan jauh lebih baik jika semua itu memang tidak pernah ada ....sekalipun masih terasa nyata semua yang kurasakan tentangmu saat-saat itu...

Kota Paling Sopan Dan Paling Tidak Sopan... Indonesia Masuk Dimana Ya??

Kota Paling Sopan
1. New York, AS 80 %
2. Zurich, Swiss 77 %
3. Toronto, Kanada 70 %
4. Berlin, Jerman 68 %
5. Sao Paulo, Brasil 68 %
6. Zagreb, Kroasia 68 %
7. Auckland, New Zealand 67 %
8. Warsaw, Poland 67 %
9. Meksiko, Meksiko 65 %
10. Stockholm, Swedia 63 %
11. Budapest, Hongaria 60 %
12. Madrid, Spanyol 60 %
13. Prague, Republik Ceko 60 %
14. Vienna, Austria 60 %
15. Buenes Aires, Argentina 57 %
16 Johannesburg, Afrika Selatan 57 %
17 Lisbon, Portugal 57 %
18. London, Inggris 57 %
19. Paris, Perancis 57 %

Tabel di atas adalah daftar 19 kota paling sopan. Lalu dimana Indonesia?
Kalau dulu Indonesia dikenal dengan penduduknya yang ramah dan bertata karma, kini apakah Indonesia juga akan tetap berada pada posisi yang sama di mata dunia?
Suatu media cetak bernama “Reader’s Digest Indonesia” edisi bulan Juli 2006 menerbitkan suatu hasil survey di 35 kota dari 35 negara yang berbeda di dunia.

Photography Pictures, Images and Photos

Survey yang dilakukan berupa test kesopanan yang terdiri dari tiga jenis uji, antara lain:
1. tim survey berjalan di belakang orang yang masuk ke tempat umum dan mengamati apakah orang itu akan menahan pintu agar orang lain yang di belakangnya bisa lewat (dilakukan 20 kali)
2. tim survey membeli benda berharga murah dari 20 toko dan mencatat apakah kasir toko mengucapkan ‘terima kasih” saat tim survey membayar barang itu
3. tim survey menjatuhkan map berisi kertas-kertas di 20 lokasi ramai untuk melihat apakah ada orang yang membantu memunguti kertas

Dan hasilnya… .
Kota Paling Tidak Sopan
1. Mumbai, India 32 %
2. Bukares, Rumania 35 %
3. Kuala Lumpur, Malaysia 37 %
4. Seoul, Korea Selatan 40 %
5. Moskow, Rusia 42 %
6. Singapura 42 %
7. Jakarta, Indonesia 43 %
8. Taipei, Taiwan 43 %
9. Bangkok, Thailand 45 %
10. Hongkong 45 %
11. Ljubljana, Slovenia 45 %
12. Milan, Italia 47 %
13. Sydney, Australia 47 %
14. Helsinki, Finlandia 48 %
15. Manila, Filipina 48 %
16 Amsterdam, Belanda 52 %

Yup! Indonesia berada pada peringkat no.7 pada daftar kota paling tidak sopan. Haduh!!! Kenapa bisa begitu ya?? Setelah uji dilakukan, tim survey melakukan wawancara kepada orang-orang yang menjadi objek uji kesopanan dan menunjukkan respon negatif. Pada umumnya mereka beralasan bahwa mereka sedang terburu-buru dan tidak bisa berhenti untuk membantu pada saat itu, juga ada pula yang beralasan bahwa mereka takut menjadi korban kejahatan jika datang menolong. Karena beberapa modus kejahatan juga terjadi secara demikian.
Zainoel B. Biran, fakultas psikologi Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa memang telah terjadi perubahan perilaku di masyarakat, terutama kehidupan masyarakat perkotaan yang hidup dengan berbagai aktivitas dan rutinitas yang mengikat. Tata krama tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang penting, tetapi mulai ditinggalkan karena hanya dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan mengekang kebebasan seseorang. Padahal tata krama sendiri bukanlah hal sekaku itu. Pada awalnya mungkin akan terasa berat, tapi ketika semua itu telah mendarah daging pada gaya hidup kita, semua itu bukan lagi menjadi suatu aturan tua tetapi identitas kita. Sehingga orang lain pun bisa menilai kita, apakah kita termasuk orang yang menyenangkan dengan mampu menghargai orang lain sebagimana seharusnya dan sebagainya.
Secara umum courtesy atau kesopanan menyangkut kerelaan untuk memperhatikan orang lain, juga usaha kita untuk berempati kepada orang lain, dan semua itu didasari oleh dua hal terpenting, yakni love and giving. So, teman-teman pemuda semuanya.... apa pilihan kamu sekarang? Biar bagaimanapun survey di atas perlu benar-benar jadi teguran buat kita. Mau mengubah negeri ini menjadi lebih baik bukan? Kalau begitu, mari kita mulai dari diri kita sendiri. Kita mulai dengan berlaku sopan pada orang-orang di sekitar kita, mulai dai hal terkecil.

EFEKTIFITAS KONSORSIUM MIKROBA TERHADAP PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU BLOTONG

EFEKTIFITAS KONSORSIUM MIKROBA TERHADAP PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU BLOTONG

Oleh
Dinda Leviolifia
2010

Pendahuluan

Limbah masih menjadi permasalahan serius di masyarakat, termasuk di lingkungan industri. Pabrik gula misalnya, dalam operasionalnya selalu mengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padatan, dan gas. Salah satu jenis limbah padat yang dihasilkan ialah blotong. Produk limbah ini dihasilkan sebesar 3,8 % dari keseluruhan proses pengolahan tebu atau sekitar 1,3 juta ton (Santoso, 2009). Selama ini, blotong hanya dibuang begitu saja di lahan terbuka tanpa ada penanganan khusus. Akibatnya, dihasilkan pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan tersebut (Santoso, 2009).
Kuantitas limbah yang demikian besar memerlukan perhatian lebih intensif untuk segera ditindaklanjuti. Sekalipun lahan pembuangan yang dimaksud jauh dari pemukiman penduduk dan diperkirakan kurang mengundang reaksi masyarakat, limbah ini tetap akan menimbulkan masalah baru bagi pabrik yang menghasilkannya. Karena kebutuhan terhadap lahan akan terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah blotong.
Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira. Secara umum mempunyai komposisi humus yang cukup baik untuk dijadikan bahan pupuk organik. Percobaan pembuatan kompos blotong oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula di PTPN X Kediri menunjukkan bahwa rasio C/N yang dihasilkan dari kompos blotong mencapai nilai 10. Nilai rasio ini baik karena telah mendekati nilai rasio C/N tanah yang berkisar antara 8 hingga 15 atau rata-rata 10 sampai 12 (Hakim dkk., 1986). Selain itu, jenis limbah ini juga berpotensi memperbaiki fisik tanah, khususnya meningkatkan kapasitas menahan air, menurunkan laju pencucian hara dan memperbaiki drainase tanah, serta mampu meningkatkan ketersediaan P dalam tanah (Santoso dkk., 2003). Potensi-potensi tersebut seharusnya menjadi alasan kuat bagi pemanfaatan blotong sebagai bahan baku pupuk organik yang memiliki nilai lebih dari hanya sekedar limbah. Bukan hanya itu, keberadaan blotong dan potensinya juga dapat menjadi solusi alternatif bagi masalah kelangkaan pupuk.
Pembuatan kompos secara alami membutuhkan waktu lama (Isroi, 2008). Hal ini tentu akan merugikan apabila benar-benar dilakukan proses produksi. Namun dengan penambahan konsorsium mikroba, pengomposan berpotensi untuk dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat dengan rasio C/N yang lebih rendah.
Menurut Rao (1986), Aspergillus sp., Trichoderma sp., Cellulomonas sp., Cytophaga sp., dan Bacillus sp. memiliki kemampuan dalam mendegradasi komponen-komponen penyusun lignoselulosa. Selain sebagai pendegradasi bahan organik, mikroba-mikroba tersebut juga memiliki peranan penting bagi tanah, tanaman, maupun dalam interaksi antar mikroorganisme. Bacillus sp., keberadaannya di tanah juga berperan dalam menghidrolisis urea menjadi sumber unsur N bagi tanaman (Salle, 1961) dan pelarut unsur P (Saraswati dan Sumarno, 2008). Urea ialah senyawa yang terkandung dalam urine hewan dan manusia yang akan diuraikan menjadi amonium karbonat dan seterusnya terurai menjadi amonia, karbon dioksida, dan air (Dwidjoseputro, 2005). Trichoderma sp. mampu menghambat jamur patogen bagi tanaman. Sedang Aspergillus sp. mampu menghasilkan nutrisi dan zat-zat stimulant yang mendukung suksesi mikroba lain yang ditambahkan untuk mendegradasi suatu substrat (Hanafiah, 2005).
Beragam mikroba tersebut diformulasikan menjadi suatu konsorsium dan diharapkan mampu bersinergi pada pengomposan blotong. Melalui proposal ini, diharapkan dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi konsorsium mikroba dan waktu pengomposan yang efektif untuk menghasilkan pupuk kompos secara optimal dengan rasio C/N sesuai yang diharapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah masa pengomposan berakhir, dilakukan uji rasio kadar C/N dan TPC (Total Plate Count) terhadap masing-masing substrat kompos. Uji terhadap rasio C/N dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas degradasi terjadi. Semakin kecil kadar C/N, atau bila rasio berada di antara kisaran 25-20, maka proses degradasi yang dilakukan oleh mikroba-mikroba yang ditambahkan terhadap substrat telah berjalan dengan baik. Sedangkan TPC dilakukan untuk mengetahui apakah mikroba-mikroba yang ditambahkan tetap tumbuh hingga akhir pengomposan serta bagaimana interaksi aktivitas antar mikroba terjadi.

Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Konsorsium terhadap Rasio C/N Pupuk Kompos Berbahan Baku Blotong

Menurut Isroi (2008), proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Penambahan mikroba-mikroba tersebut ke dalam substrat diatur dan dikontrol sedemikian rupa agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Pada penelitian ini juga dilakukan penambahan konsentrasi konsorsium mikroba yang dimaksudkan pula untuk mempercepat proses pengomposan. Hasil uji statistik dari kompos yang telah matang menggunakan annova univariate menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.007. Nilai signifikansi ini kurang dari α 0.05 yang berarti tolak H0, atau dapat diartikan bahwa perbedaan konsentrasi konsorsium berpengaruh nyata terhadap rasio kadar C/N kompos.

Tabel. Pengaruh Konsentrasi Konsorsium terhadap Rata-Rata

Rasio C/N
No. Konsentrasi Konsorsium Rata-rata Rasio C/N( x 10-4)
1. 0 440500
2. 2,5 411375
3. 5 346100
4. 7,5 399525
5. 10 572375

Berdasar tabel data di atas, pencapaian penurunan rasio C/N paling baik terjadi pada konsorsium mikroba dengan konsentrasi sebesar 5 %. Bila dibandingkan dengan kontrol, yakni kompos tanpa penambahan konsentrasi konsorsium (konsentrasi konsorsium 0%), yang memiliki nilai rata-rata rasio C/N sebesar 44,05, konsorsium dengan konsentrasi 5 % telah berhasil mendegradasi hingga mencapai rata-rat rasio C/N sebesar 34,6. Keberhasilan ini disusul dengan konsentrasi konsorsium 7,5 % yang menurunkan rasio kadar C/N hingga mencapai 39,95. Setelah itu diikuti oleh konsorsium mikroba dengan konsentrasi 2.5 % yang menghasilkan rata-rata rasio C/N sebesar 41,13.
Pada grafik diketahui terjadi penurunan rata-rata rasio C/N dari kontrol dengan konsentrasi konsorsium 0 %, 2,5 % hingga 5 %. Hal ini sesuai dengan pernyataaan Gupta dan Heale (1971) yang mengungkapkan jumlah mikroba yang tinggi menghasilkan banyak enzim selulase sehingga mampu merombak selulosa lebih besar. Sehingga dari ketiga konsentrasi konsorsium tersebut terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka penurunan rasio C/N yang dihasilkan semakin rendah.
Penurunan rasio C/N yang terjadi seiring dengan penambahan konsentrasi juga seharusnya terus terjadi pada konsentrasi konsorsium sebesar 7,5 % dan 10 %. Namun grafik justru kembali naik secara berturut-turut pada kedua konsentrasi konsorsium tersebut. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh adanya negatif feed back. Gupta dan Heale (1971) juga mengungkapkan bahwa dari perombakan substrat akan dihasilkan selobiosa dan glukosa dalam jumlah banyak. Konsentrasi selobiosa dan glukosa yang tinggi dapat menghambat sintesis enzim selulase. Sehingga rasio C/N yang dihasilkan pada akhir pengomposan dari kedua konsentrasi konsorsium tersebut justru mengalami kenaikan dibandingkan dengan konsentrasi konsorsium yang lebih kecil. Selain itu, ketidakhomogenan pengadukan kompos dapat pula menyebabkan sampel yang diambil untuk dianalisa tidak cukup mewakili kompos secara menyeluruh.

Pengaruh Perbedaan Lama Waktu Pengomposan terhadap Rasio C/N dan TPC (Total Plate Count) Pupuk Kompos Berbahan Baku Blotong

Pada penelitian ini dilakukan uji terhadap empat lama waktu pengomposan yang berbeda, yakni 1, 2, 3 dan 4 minggu, untuk mengetahui berapa lama waktu pengomposan yang efektif dalam menurunkan rasio C/N dari substrat dengan penambahan konsorsium mikroba. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai signifikansi pengaruh waktu terhadap penurunan rasio C/N adalah mencapai 0.004. Nilai signifikansi ini kurang dari nilai α 0.05 yang berarti bahwa tolak H0, atau dapat diartikan pula bahwa perbedaan lama waktu pengomposan berpengaruh secara nyata terhadap nilai rasio C/N.


Tabel. Pengaruh Waktu Pengomposan terhadap Rata-Rata Rasio C/N
No. Waktu Pengomposan(Minggu) Rata-rata Rasio C/N (x 10-3)
1. 1 33536
2. 2 38278
3. 3 46602
4. 4 55174

Isroi (2008) mengungkapkan bahwa proses pengomposan secara alami dapat terjadi dalam waktu yang lama. Karena semakin lama waktu yang digunakan dalam proses pengomposan, maka proses degradasi yang terjadi terhadap substrat kompos akan semakin sempurna. Sehingga rasio C/N akan semakin mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya waktu. Pernyataan ini ternyata berbeda dengan data tabel di atas. Substrat dengan penambahan konsorsium mikroba menunjukkan penurunan rasio C/N terbaik pada lama waktu pengomposan tersingkat, yakni 1 minggu. Rasio C/N yang dicapai pada lama pengomposan tersebut adalah 33,5. Pada waktu pengomposan yang lebih lama, yakni 2, 3 dan 4 minggu, rasio C/N yang dihasilkan justru menunjukkan peningkatan seperti yang tampak pada grafik di bawah ini.


Grafik 2. Pengaruh Perbedaan Waktu Pengomposan terhadap Rasio C/N Kompos

Penurunan rasio C/N yang terjadi pada lama waktu pengomposan tersingkat dan nilai rasio yang semakin meningkat seiring dengan waktu pengomposan yang semakin lama pada substrat yang telah mengandung konsorsium mikroba dapat disebabkan oleh zat-zat sisa hasil metabolisme maupun hasil dari interaksi antar mikroba. Seperti pernyataan Gupta dan Heale (1971) yang mengungkapkan bahwa dari perombakan substrat akan dihasilkan selobiosa dan glukosa dalam jumlah banyak yang menghambat proses degradasi sehingga berdampak pada peningkatan rasio C/N. Demikian pula dengan mikroba-mikroba penyusun konsorsium ini yang saling menghasilkan zat-zat sisa hasil metabolisme yang semakin banyak dan kemudian menghambat proses degradasi seiring dengan penambahan lama waktu pengomposan. Sehingga semakin lama waktu pengomposan justru mengakibatkan kenaikan rasio C/N.

Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Konsorsium dan Lama Waktu Pengomposan terhadap Rasio C/N dan TPC (Total Plate Count)

Konsentrasi konsorsium dan lama waktu pengomposan merupakan dua hal yang masing-masing terbukti memberikan pengaruh terhadap penurunan rasio C/N. Kombinasi keduanya kemudian perlu diuji untuk mengetahui pada konsentrasi konsorsium dan berapa lama waktu pengomposan yang dibutuhkan untuk menghasilkan rasio C/N terendah. Data yang diperoleh tidak dapat diuji dengan menggunakan annova faktorial karena data merupakan data tunggal tanpa pengulangan. Namun dari grafik di bawah ini dapat diketahui bahwa kombinasi konsentrasi konsorsium mikroba sebesar 2,5 % dan lama waktu pengomposan 1 minggu mampu menghasilkan penurunan rasio C/N paling baik, yakni mencapai 25,48. Waktu pengomposan 1 minggu dengan konsentrasi 7,5 % dan 5 % secara berturut-turut menghasilkan rasio C/N yang baik pula, yakni sebesar 25,69 dan 26,39.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbedaan konsentrasi konsorsium mikroba berpengaruh nyata terhadap terhadap penurunan kadar rasio C/N. Rata-rata rasio C/N terendah adalah pada konsentrasi konsorsium 5 % sebesar 34,6.
2. Perbedaan lama waktu pengomposan berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar rasio C/N. Rata-rata rasio C/N terendah adalah pada 1 minggu pengomposan sebesar 33,5.
3. Pemberian kombinasi konsentrasi konsorsium dan lama waktu pengomposan berpengaruh nyata terhadap rasio C/N kompos. Kombinasi konsentrasi konsorsium 5 % dengan waktu pengomposan selama 1 minggu menunjukkan penurunan rasio kadar C/N terendah, yakni sebesar 26,39.